Rabu, 01 April 2015

spooring di Indo Putra Ban Solo

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan atau safety untuk pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri ataupun terhadap kendaraan lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik. Salah satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi steering/kemudi kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan yang dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi mempengaruhi driver dalam rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi kemudi yang kurang baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver, sehingga cepat lelah dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan.  Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung pada kondisi dari penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun roda belakang (wheel alignment). Tujuan spooring adalah untuk menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil sedang melaju pada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari komponen roda depan, sehingga memerlukan perawatan secara  rutin agar kondisi ban dan komponensteering lebih tahan lama serta pengendara lebih nyaman. Untuk jangka waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar setiap 15000 km atau 4 bulan.


            Spooring merupakan pekerjaan penyetelan front wheel alignment (penyetelan roda depan) yang meliputi: chamber, caster, toe angle (toe-in/toe-out), dan turning radius. Fungsi spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan meliputi: kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas. Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada komponen-komponen ball-joint dan ban/roda. Untuk syarat kedaraan dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus keadaan kaki-kaki kendaraan dalam kondisi yang normal.
            Ada banyak sekali bengkel spooring dan balancing yang ada di kota solo salah satunya yaitu bengkel indo putra ban yang merupakan bengkel cabang dari solo putra ban . bengkel indo putra ban melayani spooring dan balancing.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:
1.    Dimana letak bengkel Indo Putra Ban ?
2.    Apakah yang dimaksud dengan spooring ?
3.    Mengapa perlu dilakukan spooring pada mobil ?
4.    Kapan mobil harus dilakukan spooring ?
5.    Bagaimana cara spooring 3D di bengkel Indo Putra Ban ?

C.      Tujuan Observasi
Setelah  melakukan  kegiatan observasi  lapangan ke bengkel Indo Putra Ban , mahasiswa dapat memperoleh tujuan sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui letak bengkel Indo Putra Ban
2.    Untuk mengetahui tentang spooring
3.    Untuk mengetahui pentingnya dilakukan spooring pada mobil
4.    Untuk mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan spooring pada mobil
5.    Untuk mengetahui cara melakukan spooring 3D di bengkel Indo Putra Ban
6.    Untuk mengetahui informasi keadaan bengkel secara utuh
7.    Untuk mengetahui bahan  pengayaan  untuk  aplikasi  chasis yang  diperoleh selama observasi.
8.    Untuk mengetahui pengalaman melalui pengamatan langsung sebagai bahan studi banding dengan teori yang sudah didapat di bangku kuliah.

D.      Manfaat Observasi
Setelah  melakukan  kegiatan observasi  lapangan ke bengkel Indo Puta Ban , mahasiswa dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :
1)      Dapat mengetahui letak bengkel Indo Putra Ban
2)      Dapat mengetahui tentang spooring
3)      Dapat  mengetahui pentingnya dilakukan spooring pada mobil
4)      Dapat  mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan spooring pada mobil
5)      Dapat  mengetahui cara melakukan spooring 3D di bengkel Indo Putra Ban
6)      Dapat  mengetahui informasi keadaan bengkel secara utuh
7)      Dapat  mengetahui bahan  pengayaan  untuk  aplikasi  chasis yang  diperoleh selama observasi.
8)      Dapat  mengetahui pengalaman melalui pengamatan langsung sebagai bahan studi banding dengan teori yang sudah didapat di bangku kuliah.















BAB II
PELAKSANAA OBSERVASI

A.      Waktu Pelaksanaan Observasi
Pada dasarnya saya melaksanakan observasi di bengkel Indo Putra Ban yaitu:
1.        Hari, tanggal : Senin, 8 Desember 2014
2.        Tempat          : Bengkel Indo Putra Ban
3.        Waktu           : Pukul 09.00 – 10.30 WIB

B.       Metode Pengumpulan Data
Metode yang saya pergunakan dalam observasi bengkel Indo Putra Ban yaitu:
1.    Metode Penelitian/ Observasi
Metode penelitian/ observasi merupakan metode yang mana pelaku langsung melakukan penelitian di tempatnya atau pada suatu objeknya yaitu Bengkel Indo Putra Ban

2.    Metode Interview
Metode Interview merupakan metode komunikasi antara pihak satu dengan pihak lain yaitu dengan wawancara.

3.    Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode pengambilan informasi atau objke terhadap subjek yang di amati yaitu seperti halnya pengambilan gambar dengan kamera.

4.    Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka merupakan suatu metode dengan cara pengambilan informasi melalui majalah, buku, bahkan melaui internet.

BAB III
PEMBAHASAN

A.      IDENTITAS BENGKEL
     Bengkel Indo Putra Ban merupakan sebuah bengkel yang melayani service dibidang ban , salon mobil, spooring 3D , Balancing 3D , olie , dan variasi . bengkel indo putra ban terletak di jalan Ahmad Yani 353 solo atau 200 meter dari perempatan Manahan . bengkel indo putra ban merupakan sebuah bengkel cabang dari bengkel solo putra ban yang terletak jalan perintis kemerdekaan No. 50. Bengkel indo putra ban merupakan authorized ban brigestone .
Gambar 1dan 2. Gambar bengkel Indo Putra Ban tampak depan

Gambar 3. Macam-macam service yang dilayani

Gambar 4. Macam-macam ban yang dijual

            Bengkel Indo Putra Ban dipimpin oleh seorang kepala bengkel perempuan bernama Ibu Astuti dan dua orang mekanik yang dikepalai oleh Bapak Muslih.
Gambar 5. Foto bareng Bu Astuti
Gambar 6. Foto bareng Bapak Muslih
B.     PENGERTIAN SPOORING
         spooring adalah meluruskan roda depan dengan belakang kedudukan roda sesuai dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan kata lain , spooring adalah menyelaraskan kedudukan tiap roda depan antara roda kiri dan roda kanan ( penyelarasan FWA ). Efek yang ditimbulkan dari penyetelan front wheel alaigmentdapat dianalisa dengan adanya pengamatan serta ujian. Kekurangan dari penyetelan wheel alignment ini terdeteksi dari percobaan tes jalan lurus , jalan berbelok , saat posisi kembali dari perlakuan berbelok , kausan bagian-bagian ban yang mendapat traksi pada bagian jalan serta beberapa factor keselamatan dari pengemudi.
         Aspek pengamatan dari pengujian tersebut meliputi chamber, caster, toe angle , dan kingpin inclination. Pengamatan secara visual dapat terdeteksi denganadanya pola keausan ban.
1)      Chamber
Menurut Toyota Astra Motor ( 1995) chamber adalah kemiringin roda depan terhadap garis vertical jika dilihat dari depan kendaraan. Pada roda depan terdapat chamber sehingga bagian atas lebih lebar dibandingkan bagian bawah salah satu fungsi chamber adalah untuk mencegah gerak main kingpin bush atau hubungan bearing berlebihan atau menyebabkan deformasi axle karena pembebanan. Jika roda miring kearah luar kendaraan maka nilainya positif (+) dan jika roda miring kea rah dalam kendaraan maka nilainya negative (-).
Gambar 7. Chamber
            Fungsi lain dari chamber adalah untuk mencegah roda bergeser dari posisinya. Chamber menghasilkan gaya yang mendorong spindle ke dalam sehingga mencegah roda bergeser keluar dari spindle bahakan jika baut roda kendor.
            Tujuan chamber negative adalah untuk mengutamakan kendaraan dapat berjalan lurus dan stabil. Chamber negative mengurangi ground clearance kendaraan selama menggelinding ( kemiringan kendaraan selama berbelok ). Untuk menyempurnakan kemampuan belok kendaraan . biasanya chamber negative didapat pada kendaraan dengan mesin depan dan penggerak roda depan ( front engine front wheel drive).
2)      Caster
            Caster adalah kemiringan kedepan atau kebelakang dari kingpin terhadap dari garis vertical. Fungsi utama caster adalah mengembalikan roda depan ke posisi lurus. Jika symbol “T” digunakan untuk mengidentifikasi titik dimana garis perpanjangan bagian tengah kingpin bertemu dengan permukaan jalan. “T” berada di depan garis tengah ban pada permukaan jalan. Titik perpotongan yang sama dapat dihasilkan dari kingpin veetical jika posisi dipindahkan ke depan tanpa menyediakan sudut inklinasi .
Gambar 8. Caster
            Sudut caster bervariasi sesuai dengan karakteristik pegas , karena caster ditentukan saat front axle dipasang ke front spring. Ini berarti sudut caster dipengaruhi oleh variasi pegas juga dipengaruhi oleh dfleksi permanen. Saat mobil dikendarai pada jalan rusak atau saat beban mobil bervariasi , sudut caster juga bervariasi karena karakteristik dari front spring berubah secara konstan saat aksi pemegasan terjadi.
            Saat rem diinjak sudut caster cenderung mengecil karena adanya perlambatan pada roda depan menyebabkan front axle terpuntir ke depan. Roda pada kereta dorong posisinya selalu dibelakang garis tengah shaft dan mengikuti arah dorongan. Ini karena jarak tertentu disediakan antara garis tengah shaft dan garis tengah roda. Semakin panjang jarak antara garis tengah shaft dan roda dan semakin besar beban yang bekerja pada roda dan kecepatan bergeraknya semakin tinggi , kembalinya roda kemudi ke posisi lurus semakin baik dan kerja kemudi semakin keras.
            Pada kendaraan modern , roda depan memiliki sudut caster yang sangat kecil atau bahkan sudut caster negative. Alasannya adalah saat kendaraan bergerak pusat dari tekanan persinggungan roda di belakang garis tengah ban dan ini menambah ke sudut caster positif. Oleh karena itu , roda tetap terkendali ke posisi lurus bahkan jika menggunakan sudut caster negative.


Kegunaan caster antara lain :
a.       Untuk membantu control arah kendaraan dengan cara menjaga posisi roda depan agar tetap lurus kedepan.
b.      Membantu agar roda depan kembali lurus kedepan setelah berbelok
c.       Untuk mananggulangi pengaruh efek road crown pada arah kendaraan
d.      Membantu kinerja suspense sesuai dengan desain suspensi kendaraan , sudut chamber angle dan sudut kemiringan steering axis afar perubahan chamber pada saat mobil berbelok sesuai dengan keinginan.
3)      Toe Angle
            Toe angle adalah perbedaan jarak antara roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang. Jika roda depan bagian depan lebih pendek dibanding roda depan bagian belakang maka dinamakan toe-In , namun jika roda depan bagian depan lebih panjang dibandingkan roda depan bagian belakang maka dinamakan toe-out.
Fungsi utama toe angle adalah untuk membantalkan chamber thrust

Gambar 9. Toe-Angle

Kondisi kendaraan ( mobil) yang biasanya disarankan agar melakukan spooring antara lain :
1.      Terjadi getaran pada setir yang mengganggu kenyamanan saat menyetir.
2.      Pada saat melaju lurus kedepan , terasa suatu belokan dengan sendirinya walaupun tanpa adanya perubahan kendali setir. Atau dengan kata lain setir menarik ke salah satu arah ( kanan atau kiri )
3.      Terjadinya keausan yang tidak wajar pada keempat roda mobil , meliputi sisi, tapak dan bulu ban.
4.      Kondisi setir yang tidak nyaman bahkan lebih berat dari biasanya atau saat pengendalian setir saat dibelokan tidak mau kembali berputar pada posisi semula saat dilepaskan.
5.      Pada saat membelokkan mobil , terasa adaya goncangan padahal kondisi jalan bagus

C.    MACAM-MACAM SPOORING
            Terdapat beberapa Jenis Spooring menurut alat yang digunakan pada saat ini diantaranya adalah: 
1.Spooring Manual/Konvensional 
            Ada dua metode yang bisa dipakai. Pertama, dengan menggunakan meteran pengukur. Lantas yang kedua, dengan menggunakan benang bangunan .
a.       PAKAI METERAN 
            Buat yang hobi ngoprek, cara ini pasti menarik. Bukannya meragukan hasil pengukuran mesin yang sangat akurat. Tetapi tetap berguna kala darurat. Atau juga kala setelan bengkel kurang afdol dengan keinginan. Bisa saja, kondisi mobil kurang fit saat dilakukan wheel alignment. Nah penyetelan manual seperti berikut bisa jadi alternatif. Kedua cara ini lebih dominan pada penyetelan toe. Yaitu sudut roda terhadap garis lurus dari depan. Seperti trik Hadhi, pria unik yang hobi utak-atik. Pertama-tama cek kondisi kaki-kaki harus bagus termasuk tekanan angin ban harus sama. Kemudian, carilah jalan rata dan lapang yang aman atau di dalam garasi juga boleh. Jalankan mobil lurus sepanjang 3 meter, tarik rem tangan (hand brake). Biar semua roda lurus.
Tarik meteran, ukur jarak dari ujung ke ujung ban depan kiri dan kanan dari depan moncong, dengan menempelkan meteran ke salah satu alur ban yang sama. Selanjutnya, ukur ban depan pada bagian belakangnya, hitung berapa selisih hasil ukur tersebut dalam skala centimeter. 
            Kalau selisihnya banyak, spooring harus dikerjakan. Kendurkan mur tie rod dan setel tie rod dengan cara memutar Tie rod disetel sampai ukuran ban depan sisi luar membentuk kuncup dengan batas (limit) antara 1 s/d 5 milimeter maksimal, ukuran ini menjadikan ban aus secara merata. Lalu, kencangkan lagi mur tie rod. Kuncup melebihi limit 5 mm mengakibatkan ban depan botak sisi luar. Sebaliknya, jika ukuran ban depan sisi luar membentuk kembang atau mengembang mengakibatkan ban botak sisi dalamnya. 

b.      PAKAI BENANG 
            Caranya sangat simpel pada mobil yang tergolong masih standar dan tidak terhalangi dengan penutup pelek yang menonjol keluar. Selain itu pelek yang digunakan tentunya tidak mempunyai offset berbeda atau jarak sumbu yang relatif sama. 
            Peralatan disediakan cukup dengan bantuan tali atau benang nylon yang tersedia di toko bangunan. Selain itu cari dudukan tali berupa penyanggah, seperti jack stand. Oh, iya. Pastikan penyetelan dilakukan pada tempat yang relatif rata pada semua roda. 
            Langkah pertama, bagi rata putaran setir ke kiri dan ke kanan. Setelah setir diputar habis ke kanan, hitung putaran ke kiri hingga setir habis diputar. Umumnya jarak putar setir berkisar 3,8 putaran. Setelah terhitung, barulah gerak dibagi dua. Yaitu menjadi 1,9 putaran dari posisi habis. Setelah putaran terbagi rata, tinggal atur ketegangan benang saat dibentang melalui kedua tonggak dengan patokan kelurusan pada bibir belakang ban belakang dan juga bibir depan roda depan  Posisikan jack stand sekitar 1 meter di depan roda depan dan di belakang roda belakang 
            Biar tidak bingung, setelah benang di bagian roda belakang menyentuh salah satu bibirnya tonggak jangan digeser lagi . Setelah itu, atur kerapatan benang di roda depan sama dengan mengatur tonggak belakang. Begitu juga dengan tonggak di sisi lawan. 
            Kendurkan mur penahan tie rod sebelum as long tie rod diputar untuk penyetelan. Nah, sewaktu penyetelan as long tie rod, pastikan juga kemudi tidak bergeser. Setelah benang dapat rata sisi belakang dan depan roda bagian depan. Anda bisa lanjutkan pada sisi ban lainnya. Setelah selesai kedua ban depan, perhatikan garis antara kedua sisi ban. Semestinya tali lurus merapat pada kedua sisinya. 
            Berbeda dengan penyetelan roda belakang yang sudah menggunakan sistem independen atau multi link. Penyetelan ban bukan lagi pada baut as long tie rod. Baut dudukan salah satu arm akan dikendurkan lalu diputar menyesuaikan setelan yang dikehendaki. Sebagai patokan, juga sama dengan roda depan. Kedua bagian bibir ban akan menyentuh bentangan tali saat memiliki sudut nol. 

2.         Spooring Bluetooth 
            Teknologi ini pada dasarnya sama dengan sistem spooring yang lain, hanya saja teknologi ini lebih akurat dalam mentransfer hasil data dari head ke cpu karena lebih akurat bila memakai Bluetooth. Deskripsi alat:
Bluetooth Suara Navigasi Alignment Wheel (Dengan 3D Kartun Instruksi) . 

3. Spooring 3 Dimensi 
            Spooring yang tidak akurat akan mengakibatkan umur ban menjadi lebih pendek dan dapat membayakan keselamatan. Dibandingkan dengan Mesin Spooring Konvensional Spooring dengan teknologi Kamera 3D akan lebih akurat karena tidak dipengaruhi oleh faktor lain spt: Kemiringan lift akan mempengaruhi hasil dari mesin konvensional, sedangkan dengan Kamera 3D hal ini tidak akan mempengaruhi hasil spooring  Pemasangan Wheel Clamp (sensor) yang tidak tepat  Kalibrasi mesin spooring tidak tepat, karena selalu dikalibrasi secara otomatis setiap akan memulai proses spooring. Faktor "Human Error " jauh lebih kecil. Karena kelayakan melakukan spooring dilakukan oleh mesin yang mana pada mesin konvensional biasanya diperiksa secara manual oleh mekanik dengan menggoyang-kan roda2 untuk memeriksa kaki2.
            Cara Kerja: Hal yang pertama dilakukan adalah pemasangan wheel clamp pada semua ban. Usai memasang wheel clamp, secara otomatis sinar infra merah mulai melakukan kalibrasi dan membaca data yang terdapat pada ban bagian depan. Data yang terkumpul dari hasil kalibrasi awal, akan dipantulkan melalui wheel clamp dan kemudian diteruskan melalui gelombang infra merah. Nah data inilah yang kemudian akan digunakan untuk menyetel camber, caster, dan toe pada mobil. Biasanya hal yang lebih dulu dilakukan adalah toe in dan out. Fungsinya untuk lebih memudahkan mengatur camber dan caster pada sistem kaki-kaki mobil tersebut. Jika pada saat dilakukan toe in dan out, kondisi camber dan caster jadi normal, berarti tidak perlu dilakukan penyetelan ulang. Sementara itu cara untuk menyeimbangkan camber, caster dan toe, semuanya tetap dilakukan secara manual. Yaitu melakukan penyetelan manual untuk menyelaraskan caster, camber dan toe ke posisi zero.  “Inti dari spooring dengan sistem 3D ini, adalah penggunaan sinar infra merah sebagai kalibrator data pada mobil yang akan di spooring. Sementara pengirim data dari mobil digunakan wheel clamp khusus agar bisa dibaca melalui frekuensi infra merah pada ujung alat spooring itu.
4.Spooring Robotik 
            Bicara wheel alignment atau spooring ada banyak macamnya, dari yang manual dengan tali atau benang sampai yang menggunakan teknologi bluetooth, infra red hingga 3D. Namun semuanya tetap memerlukan banyak alat yang dipasang ke roda. Tapi kini ada satu alat spooring yang tidak perlu memasang alat apapun ke roda dan menyentuh roda sama sekali, namanya spooring robotik.
Alat Nussbaum WAB 02 CCT ini didatangkan langsung dari Jerman oleh salah satu bengkel spooring di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Memang bila dilihat secara kasat mata alat spooring yang konon baru ada satu di Indonesia ini akan sangat berbeda karena tidak akan melihat ada kabel atau alat apapun yang dipasangkan di roda.  Hanya ada lift berwarna biru dan dua kotak di kanan dan kiri yang bergerak maju dan mundur ketika mobil sudah berada di atas lift. Kotak berwarna hitam ini adalah modul robotik yang membaca kondisi roda. Sedang lift berwarna biru merupakan lift electronik yang sudah tersinkronisasi dengan kotak hitam dan sistem di komputer tadi. Jadi antara lift dan modul robotik saling terkoneksi. “Saat mobil sudah dinaikan ke atas lift, operator tinggal mengopersikan sistem secara otomatis lewat komputer,” lanjutnya. Saat sistem sudah berjalan lift kiri dan kanan akan langsung menyamakan ketinggian. Lalu modul robotik akan bergerak menuju roda depan dan belakang untuk mengukur referensi roda, kontur roda, chamber dan toe. Uniknya untuk mengukur kompensasi roda, sang teknisi tidak perlu mendorong mobil tapi roda sudah otomatis bergerak sendiri karena plat di bagian bawah lift bisa bergerak maju mundur ini dilengkapi dengan teknologi Colour Coded Triangulation (CCT) untuk memutar roda. 
            Spooring robotic menggunakan 2 buah kotak hitam di bagian kanan dan kiri lift sebagai modul diagnosa yang didalamnya terdapat sebuah kamera untuk merekam dan menampilkan gambar roda dalam visual 3 dimensi (3D image) ke layar komputer pengontrol serta sebuah proyektor yang memancarkan suatu rangkaian cahaya horizontal (colour coded triangulation ) ke permukaan roda mobil untuk mengukur referensi roda, kontur roda, chamber dan toe.
Secara garis besar, kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh spooring robotic ini adalah proses deteksi 4 kali lebih cepat dibanding teknologi spooring lainnya karena tidak ada lagi pemasangan alat lainnya yang biasa dijepitkan ke pelek mobil, alhasil kemulusan pelek pun lebih terjaga, terutama jika mobil menggunakan pelek eksotis yang berharga sangat mahal. Selain itu diagnosa kondisi roda pun lebih akurat, presisi karena pengukuran menggunakan kompensasi run out roda. Kelebihan lainnya dari spooring robotic ini adalah hanya memerlukan 5° perputaran kemudi untuk mengukur nilai caster dengan Microsweep.
D.                PERIODE WAKTU SPOORING
            Spooring adalah meluruskan roda antara bagian roda depan dengan roda belakang , kedudukan roda sesuai dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan kata lain, spooring adalah menyelaraskan kedudukan tiap roda depan antara roda kiri dan roda kanan ( penyelarasan FWA ). Saat tepat untuk melakukan spooring adalah :
a)      Ketika mobil dalam kecepatan tinggi dengan sendirinya membelok
b)      Ketika setir dipegang lurus keepan namun mobil berbelok perlahan atau setir harus sedikit belok ketika ingin berjalan lurus.
c)      Saat kecepatan diatas 120 km/jam setir terasa getar, bahkan seperti akan lepas.
d)     Ketika mobil berbelok namun setir tidak mau lurus kembali secara otomatis dan harus dibelokkan dengan cara manual
e)      Keadaan roda sudah miring baik roda depan maupun roda belakang

E.     SISTEM SPOORING
System spooring mempunyai beberapa komponen yang saling berkaitan. Sebelum melakukan langkah spooring , sebaiknya mengenali terlebih dahulu komponen-komponen system spooring yang akan digunakan sebagai serangkaian system spooring. Berikut adalah bagian dan kegunaan komponen dari system spooring.
a.       Head sensor
Sebagai sensor pendeteksi kemiringan roda yang akan dideteksi oleh penangkap sensor yang nantinya akan dibaca oleh computer terkait dengan kemiringan caster, chamber , maupun toe kendaraan.
Gambar 10. Head Sensor
b.      Lift spooring
Lift spooring atau bias disebut dengan tempat kedudukan mobil . lift ini dapat dinaikkan ataupun diturunkan sesuai dengan keinginan operator. Lift spooring ini memudahkan mekanik untuk mengatur caster, chamber maupun toe angle pada mobil.
Gambar 11. Tempat Spooring

c.       Turning table
            Turning table berada pada bagian depan lift spooring merupakan dudukan roda depan. Dudukan ini dapat digerakkan dengan bebas, dimaksudkan untuk mempermudah gerakan belokan roda depan. Tapak spooring juga terdapat pengancing untuk menjaga keduduka tapak spooring agar tetap pada posisinya.
Gambar 12. Turning Table
d.      Computer control
            Membaca sudut kemiringan caster , chamber, mapun toe angle yang diperoleh dari head sensor yang ditangkap oleh sensor kemudian dibaca oleh computer. Didalam computer inilah tempat untuk menginput data mobil yang akan dispooring. Proses penyetelan caster, chamber, maupun toe angle ditentukan oleh data hasil pembacaan sensor pada layar monitor.
Gambar 13. Computer Control
e.       Printer
Untuk mencetak hasil data kendaraan sebelum maupun sesudah di spooring. Setelah mengennali masing-masing komponen dari system spooring tersebut .
Gambar 14. Printer

F.     PROSEDUR SPOORING DI BENGKEL INDO PUTRA BAN
Prosedur pelaksanaan spooring di bengkel Indo Putra Ban dijelaskan sebagai berikut ini  :
a)      Melakukan langkah awal pemeiksaan seperti :
1.      Menyiapkan alat-alat spooring dan peralatan kerja ( kunci-kunci) di stall spooring.
2.      Memastikan alat spooring siap untuk digunakan
3.      Memastikan tempat untuk spooring siap untuk digunakan.
Gambar 15. Mesin Spooring John Bean

Gambar 16. Alat yang digunakan untuk Spooring

b)      Melakukan pemeriksaan baik secara visual maupun dengan test drive kendaraaan
Gambar 17. Pemeriksaan Mobil 

c)      Memposisikan mobil lift spooring dengan kedua roda depan berada tepat diatas tapak spooring agar roda depan dapat berbelok dengan mudah saat penyetelan.
Gambar 18. Posisi mobil saat spooring
d)     Memastikan suspense mobil dalam keadaan stabil.
e)      Memasang hand rem supaya mobil tidak bergerak.
f)       Memasang clamping pada velg dan memastikan terpasang dengan sempurna
g)      Memasang head sensor pada clamping dengan hati-hati
Gambar 19. Pemasangan Head Sensor
h)      Memasang break press pada pedal rem
i)        Mnghidupkan computer spooring lalu masuk ke menu spooring dan mengikuti langkah selanjutnya
j)        Memasukkan data kendaraan yang akan dispooring pada computer, data yang dimasukkan yaitu nama pemilik mobil , plat nomer, jenis mobil , teknisi , tanggal.
k)      Masuk ke menu table selection untuk memilih jenis mobil yang akan dipsooring lalu klik tanda centang.
l)        Setelah dipilih jens mobil yang akan di spooring  maka akan keluar data tentang sudut caster , chamber, dan toe angle untuk mobil yang akan dipsooring.
m)    Memilih tanda centang , kemudian akan muncul tampilan wheel position ,
n)      Gerakan mobil mundur lalu maju sesuai dengan gambar pada layar monitor
o)      Kunci kemudi dan system rem
p)      Menghidupkan mesin , mengecek sudut radius putar dan memastikan sudut belok kiri dan kanan sama.
q)      Meluruskan kmudi rodanya , kemudian tahan dengan menggunakan ppengunci steer. Lalu pada computer masuk ke menu front wheel setting.
r)       Menganalisa data front wheel alignment ( FWA) , kemudian memeriksa kesalahannya dari caster, chamber, dan toe angle.
s)       Melakukan proses spooring sesuai dengan data standart front wheel alignment (FWA) standart yang telah dicari sebelumnya.
t)       Toe angle diperbaiki dengan memperpanjang atau memperpendek tie rod. Hal yang harus diperhatikan adlah bahwa perubahan harus tetap menjaga agar panjang pergeseran tie rod kanan sama dengan tie rod kiri. Karena ada dua posisi tie rod yakni didepan spindle dan dibelakang spindle , maka untuk melakukan penyetelan toe  angle berubah jika chamber/caster distel . maka penyetelan toe angle dilakukan setelah penyetelan chamber dan caster.
Gambar 20. Proses Spooring
u)      Chamber dan caster distel dengan beberapa cara tergantung dari tipe suspensi dan dari tipe penyetelnya. Pada Honda freed penyetelan chamber dan caster dilakukan secara bersama-sama , pada  ujung dalam lower arm dilengkapi dengan baut pengikat tipe eksentik cam. Bila baut diputar maka center lower arm akan bergeser ke kiri atau kekanan yang menyebabkan lower balljoint center bergeser karena lower arm didukung oleh strut bar. Tipe penyetelan secara bersama ini dipakai pada tipe suspense strut bar. Tipe penyetelan secara bersama ini dipakai pada tipe suspense strut maupun wishbone.
v)      Melakukan penyetelan sampai computer menunjukkan bahwa sudut chamber, caster, dan toe telah memenuhi toleransi ( ditandai dengan berubahnya warna pada layar sudut dari merah ke hijau)
w)    Melakukan pengukuran front wheel alignment (FWA) sekali lagi untuk mengetahui hasil penyetelan
x)      Setelah semua penyetelan selesei dilaksanaka , langkah selanjutnya adalah memastikan baut baut pengikat dikunci rapat kembali. Kemudian melepas head sensor dari roda kendaraan
y)      Mencetak hasil penyetelan . memilih menu x untuk keluar dari menu spooring
z)      Melakukan test drive bersama foreman untuk memastikan bahwa kendaraan sudah tidak mengalami gangguan lagi seperti saat sebelum dilakukan spooring , kemudian merapikan peralatan stelah proses spooring selesei dilaksanakan.







G.    Tindakan preventif agar mobil Anda terhindah dari gejala limbung
Tindakan preventif agar mobil Anda terhindar dari gejala limbung
yaitu sebagai berikut ini :
§  Lakukan spooring dan balancing secara berkala. Karena tiap produk mobil memiliki system dan tehnologi yang berbeda-beda di bagian suspensinnya, maka disarankan untuk mengikiti buku panduan yang tersedia.
§  Bila ingin merotasi ban, Rotasi ban harus dilakukan secara benar dan teratur akan memberikan keausan yang merata untuk semua ban di mobil Anda. Untuk mobil  penggerak empat roda, dianjurkan melakukan rotasi ban setiap 5,000 kilometer.
§  Pasanglah roda dengan mengikuti petunjuk arah putar yang tertera pada kulit ban dan berikan tekanan angin yang sesuai dengan buku petunjuk dari pabrik.
§  Sebelum dimulai perbaikan spooring dan balancing lakukan  pengecekan semua kondisi ban dan pelek, pengecekan bagian suspensi, hubungan pada setiap sambungan kaki-kaki, kondisi  chasis serta bodi kendaraan.
§  Untuk mendapatkan hasil spooring dan balancing yang maksimal, yakinkan bahwa bengkel yang Anda kunjungi memeliki peralatan standard dan sesuai dengan karakter mobil Anda.
§  Hindari mengganti ban dengan mengunakan ban bekas, walaupun harganya murah resiko tinggi terhadap keselamatan.
§  Apabila mengalami ban bocor/pecah dijalan, gunakan ban serep yang punya ukuran yang sama dengan ban aslinya. Kalau ban serep yang tersedia berbeda atau lebih kecil, pergunakan ban serep ini hanya untuk keperluan darurat sampai ban aslinya bisa diperbaiki.







BAB IV
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
            Spooring merupakan pekerjaan penyetelan front wheel alignment (penyetelan roda depan) yang meliputi: chamber, caster, toe angle (toe-in/toe-out), dan turning radius. Fungsi spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan meliputi: kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas.
            System spooring terdapat beberapa komponen yaitu seperti lift spooring , turning table , computer control dan printer . untuk menghasilkan kenyaman pada saat berkendara kita perlu melakukan kegiatan spooring dan balancing secara berkala agar diperoleh hasil yang memuaskan serta terhindar dari hal-hal yang berbahaya yang tidak diinginkan.



2 komentar:

  1. mas bisa minta gambarnya nda buat langkah" spooring terimakasih

    BalasHapus
  2. mas bisa minta gambarnya nda buat langkah" spooring terimakasih

    BalasHapus