Klasifikasi rem
Fungsi rem adalah
menghentian putaran poros, mengatur putaran poros, dan juga encegah putaran
yang tidak dikehendaki seperti telah dikemukakan dimuka. Efek pengereman secara
mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara listrik dengan serbuk magnit, arus
pusar, fasa yang dibalik, arus searah yang dibalik atau penukaran kutup, dll.
Rem gesekan dapat diklasifikasikan lebih lanjut atas
a. Rem
blok yang dapat dibagi lagi atas rem blok tunggal , dan ganda
b. Rem
drum
c. Rem
cakera
d. Rem
pita
Rem Blok Tunggal
Rem blok macam yang
paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan terhadap drum rem,
seperti diperlihatkan dalam gambar 3.12. biasanya pada blok rem tersebut pada
permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gsek blok terhadap drum
adalah Q (kg), koefisien gesek adalah
µ, dan gaya yang ditimbulkan pada rem
adalah f (kg), maka
f = µ Q
momen T yang diserap oleh drum rem adalah
T = f.(D/2)
atau T = µQ.(D/2)
Jika panjang tus rem
adalah l1, jarak engsel tuas sampai
garis keja Q. adalah l2, dan gaya diberikan kepada tuas
adalah F, dan jika garis kerja gaya f melalui engsel tuas, maka dari
keseimbangan momen,
Dalam hal pelayanan
manual besarnya gaya F kurang lebih 15 sampai 20 (kg). gaya tekan
pada blok dapat diperbesar dengan memperpanjang l1.
suatu hal ang kurang
menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja dalam satu
arah saja pada drum sehingga pada poros timbul momen lentur serta gaya tambahan
pada bantalan ang tidak dikehendaki. Demikian pula, untuk pelayanan manual jika
dperlukan gaya pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
kurang ringkas. Karena alasn-alasan inilah maka rem blok tunggal tidak banyak
dipakai pada mesin-mesin yang memerkulan momen pengereman yang besar.
Jika engsel tuas terletak
dluar garis kerja gaya f, maka
persamaan diantara menjadi agak berbeda. Dalam hal engsel digeser mendekati
sumbu poros sejauh c seperti dalam
gambar , maka untuk putaran searah jarum jam, persamaan keseimbangan momen pada
tuas berbentuk sebagai berikut.
Ql2 – Fl1 + fc = 0
F =
= f
Untuk putaran
berlawanan dengan jarum jam
Dari hasil-hasil diatas
dapat dilihat baahwa untuk mendapatkan gaya pengereman yang sama besarnya gaya F berbeda dan tergantung ada arah
putaran. Perlu diketahui pula, bahwa untuk putatan searah jarum jam pada j
0 komentar:
Posting Komentar