Rabu, 01 April 2015

REM

Klasifikasi rem
Fungsi rem adalah menghentian putaran poros, mengatur putaran poros, dan juga encegah putaran yang tidak dikehendaki seperti telah dikemukakan dimuka. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik, arus searah yang dibalik atau penukaran kutup, dll.
            Rem gesekan dapat diklasifikasikan lebih lanjut atas
a.       Rem blok yang dapat dibagi lagi atas rem blok tunggal , dan ganda
b.      Rem drum
c.       Rem cakera
d.      Rem pita
Dan beberapa macam lain yang kurang penting.



Rem Blok Tunggal
Rem blok macam yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan terhadap drum rem, seperti diperlihatkan dalam gambar 3.12. biasanya pada blok rem tersebut pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gsek blok terhadap drum adalah Q (kg), koefisien gesek adalah µ, dan gaya yang ditimbulkan pada rem adalah f (kg), maka
            f = µ Q
momen T yang diserap oleh drum rem adalah
            T = f.(D/2) atau T = µQ.(D/2)
Jika panjang tus rem adalah l1, jarak engsel tuas sampai garis keja Q. adalah l2, dan gaya diberikan kepada tuas adalah F, dan jika garis kerja gaya f melalui engsel tuas, maka dari keseimbangan momen,
Dalam hal pelayanan manual besarnya gaya F  kurang lebih 15 sampai 20 (kg). gaya tekan pada blok dapat diperbesar dengan memperpanjang l1.
suatu hal ang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja dalam satu arah saja pada drum sehingga pada poros timbul momen lentur serta gaya tambahan pada bantalan ang tidak dikehendaki. Demikian pula, untuk pelayanan manual jika dperlukan gaya pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga kurang ringkas. Karena alasn-alasan inilah maka rem blok tunggal tidak banyak dipakai pada mesin-mesin yang memerkulan momen pengereman yang besar.
Jika engsel tuas terletak dluar garis kerja gaya f, maka persamaan diantara menjadi agak berbeda. Dalam hal engsel digeser mendekati sumbu poros sejauh c seperti dalam gambar , maka untuk putaran searah jarum jam, persamaan keseimbangan momen pada tuas berbentuk sebagai berikut.
            Ql2 – Fl1 + fc = 0
            F =  = f
Untuk putaran berlawanan dengan jarum jam


Dari hasil-hasil diatas dapat dilihat baahwa untuk mendapatkan gaya pengereman yang sama besarnya gaya F berbeda dan tergantung ada arah putaran. Perlu diketahui pula, bahwa untuk putatan searah jarum jam pada j

0 komentar:

Posting Komentar