DIAGNOSIS
SISTEM PENGAPIAN
A.
Deskripsi Singkat
Ada tiga sarat suatu pembakaran
dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara, kompresi yang cukup dan ada api. Api
dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti ada sebab
kemunculannya. Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistem yang
disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang
terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai
sedemikian rupa sehinga memiliki satu fungsi yakni memercikkan bunga api
yang di gunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah
dikompresikan di dalam silinder. Agar hasil yang diperoleh sistem pengapian
sempurna, maka rangkaian ini harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain :
1. Dapat merubah tegangan rendah
menjadi tegangan tinggi.
2. Dapat beroperasi dengan sumber tegangan
yang berbeda (tegangan batere dan/atau alternator).
3. Dapat mengalirkan tegangan tinggi ke
busi-busi sesuai dengan urutan pengapian.
4. Waktu pembangkitan tegangan tinggi
harus tepat sesuai dengan putaran mesin
B.
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi,
peserta didik mampu :
- Mendiagnosis permasalahan sistem pengapian
- Memeriksa dan mengganti komponen system pengapian
konvensional
- Memeriksa dan memperbaiki distributor
- Memeriksa dan menyesuaikan timing pengapian
C.
Uraian Materi
1.
Diagnosis Masalah
Sistem Pengapian
Agar dapat bekerja, mesin harus memiliki kompresi yang baik dan
terjadwal. Silinder mesin harus mendapat campuran udara-bahan baker yang mudah
terbakar. Selain itu, juaga diperlukan percikan yang cukup panas untuk membakar
campuran dan meloncati celah busi. Jika ada yang tidak terpenuhi, mesin tidak
akan menyala atau bekerja dengan baik.
Sistem
pengapian otomotif memiliki konstruksi yang berbeda-beda, tetapi dasar kerjanya
hampir sama. Semua sistem pengapian memiliki sebuah rangkaian primer yang
menimbulkan percikan pada rangkaian skunder. Percikan ini harus dikirimkan ke
busi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Kegagalan sistem pengapian dapat
dibagi menjadi tiga kelas:
a. hilangnya
energi pada rangkaian primer
b. hilangnya
energi pada rangkaian skunder
c. habisnya
waktu
2. Rangkaian
Sistem Pengapian Baterai
Gambar. 1.1 Rangkaian system
pengapian konvensional
Sirkuit tegangan rendah
= Sirkuit primer
Baterai –
Kunci Kontak – Primer Koil – Kontak Pemutus – Kondensator –
Massa
Sirkuit tegangan tinggi
= Sirkuit Sekunder
Sekunder Koil – Distributor – Busi – Massa
3. Kontak
Pemutus dan Sudut Dwel
Berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi
pada sirkuit sekunder.
Gambar. 1.2 Bagian-bagian kontak pemutus
Gambar. 1.3 Bentuk kontak pemutus
Besar sudut Dwell dan kemampuan pengapian
Kemampuan pengapian ditentukan
oleh kuat arus primer. Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu
pemutusan kontak pemutus yang cukup.
Gambar 1.4 Besar kecil sudut dwell terhadap kemampuan
pengapian
4. Kondensor
Condenser ini berfungsi
untuk mengurangi seminimal mungkin loncatan api yang terjadi di antara
titik-titik kontak platina dan untuk mempercepat pemutusan arus dalam koil
primer dengan maksud meninggikan tegangan induksi di dalam koil sekunder.
Pengaruh kondensor :
Pada
sirkuit primer
Pada saat kontak
pemutus mulai membuka. Ada loncatan bunga api diantara kontak pemutus
Artinya :
- Arus tidak terputus dengan segera
- Kontak pemutus menjadi cepat aus (terbakar).
Pada
sirkuit sekunder
Bunga api pada busi
lemah
- Mengapa bunga api pada busi lemah ?
Karena arus primer
tidak terputus dengan segera, medan magnit pada koil tidak jatuh dengan cepat
(Tegangan induksi rendah).
5. Busi
Permukaan muka busi menunjukkan kondisi operasi mesin dan busi.
Normal
Isolator berwarna
kuning atau coklat muda Puncak isolator bersih, permukaan rumah isolator
kotor berwarna coklat muda atau abu –
abu ,
- Kondisi kerja mesin baik
- Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat
Terbakar
Elektrode terbakar,
pada permukaan kaki isolator ada partikel-partikel kecil mengkilat yang
menempel Isolator berwarna putih atau kuning. Penyebab :
- Nilai oktan bensin terlalu rendah
- Campuran terlalu kurus
- Knoking ( detonasi )
- Saat pengapian terlalu awal
- Tipe busi yang terlalu panas
Berkerak
karena oli
Kaki isolator dan
elektroda sangat kotor. Warna kotoran coklat
Penyebab :
- Cincin torak aus
- Penghantar katup aus
- Pengisapan oli melalui sistem ventilasi karter
Berkerak
karbon / jelaga
Kaki isolator,
elektroda-elektroda, rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
- Campuran terlalu kaya
- Tipe busi yang terlalu dingin
Isolator
retak
Penyebab :
- Jatuh
- Kelemahan bahan
- Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke massa
Celah elektroda busi dan tegangan pengapian
Celah elektroda busi
mempengaruhi kebutuhan tegangan pengapian
- Celah elektroda besar tegangan pengapian besar
- Celah elektroda kecil tegangan pengapian kecil
Gambar. 1.5 Hubungan
Celah elektroda busi dan besar tegangan pengapian
6. Saat
pengapian
Saat pengapian adalah
saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran, saat pengapian diukur
dalam derajat poros engkol sebelum atau
sesudah TMA .
a)
Saat
pengapian yang tepat
Agar tekanan pembakaran
maksimum dekat sesudah TMA saat pengapian harus ditempatkan sebelum TMA
b)
Saat
pengapian terlalu awal
mengakibatkan detonasi
/ knoking, daya motor berkurang, motor menjadi panas dan menimbulkan kerusakan
( pada torak, bantalan dan busi )
c)
Saat
pengapian tepat
Menghasilkan langkah
usaha yang ekonomis, daya motor maksimum
Saat pengapian terlalu
lambat
Menghasilkan langkah
usaha yang kurang ekonomis / tekanan pembakaran maksimum jauh sesudah TMA, daya
motor berkurang, boros bahan bakar
7. Mencari
gangguan pada sistem pengapian konvensional
Lakukan pemeriksaan gangguan pada
sistem pengapian konvensional sesuai petunjuk flow cart.
a) Motor tidak
hidup/ sulit hidup/tersendat-sendat
Pemeriksaan
rangkaian primer.
Petunjuk : Pada
pemeriksaan tegangan tinggi, kunci kontak di “ ON “ kan
Pemeriksaan
rangkaian primer
Pemeriksaan
rangkaian skunder (tegangan tinggi)
Tabel.
1. 1 Diagnosa kerusakan pada system pengapian
No.
|
GEJALA
|
KEMUNGKINAN PENYEBAB
|
CARA MENGATASI
|
1
|
Mesin tidak dapat hidup (tidak ada
percikan api di busi)
|
Busi mati atau deposit berlebihan.
|
Ganti busi atau bersihkan.
|
Kabel tegangan tinggi bocor
berlebihan.
|
Ganti kabel tegangan tinggi.
|
||
Rotor tidak terpasang.
|
Pasang rotor.
|
||
Urutan pengapian tidak benar.
|
Perbaiki urutan pengapian.
|
||
Bersihkan kotorannya.
|
|||
Platina menutup terus atau membuka
terus.
|
|||
Ganti koil
|
|||
Ganti kondensator
|
|||
Konektor kabel lepas
|
Pasang konektor kabel yang lepas
|
||
Kabel putus
|
Ganti atau perbaiki kabel yang putus
|
||
Kontak rusak
|
Ganti kontak
|
||
2
|
Mesin sulit hidup (percikan api dibusi
kecil)
|
Deposit (penumpukan kerak) dibusi
berlebihan.
|
Bersihkan atau ganti busi.
|
Kabel tegangan tinggi bocor.
|
Ganti kabel tegangan tinggi.
|
||
Tutup distributor kotor.
|
Bersihkan terminal ditutup
distributor.
|
||
Karbon ditutup distributor hilang.
|
Pasang karbon atau ganti tutup
distributor.
|
||
Tutup distributor retak.
|
Ganti tutup distributor.
|
||
Urutan pengapian tidak benar.
|
Perbaiki urutan pengapian.
|
||
Kontak platina kotor.
|
Bersihkan kontak atau ganti.
|
||
Setelan celah platina tidak tepat.
|
Setel celah platina atau sudut dwell.
|
||
Saat pengapian tidak tepat.
|
Saat setel pengapian
|
||
Koil rusak.
|
Ganti koil.
|
||
Kondensor rusak.
|
Ganti kondensor.
|
||
Konektor kabel kotor.
|
Bersihkan terminal konektor kabel.
|
||
3
|
Terjadi ledakan di knalpot
|
Busi kotor.
|
Bersihkan busi atau ganti busi
|
Platina kotor.
|
Bersihkan platina atau ganti.
|
||
Saat pengapian terlalu mundur.
|
Stel saat pengapian.
|
||
4
|
Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas
|
Kerja vacum advancer kurang sempurna.
|
Perbaiki mekanisme vacum advancer.
|
5
|
Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan
|
Kerja centrifugal advancer kurang sempurna.
|
Perbaiki mekanisme centrifugal advancer.
|
6
|
Busi cepat kotor
|
Pemakaian busi yang tidak tepat
|
Ganti busi dengan tingkat panas yang tepat.
|
Platina kotor.
|
Bersihkan atau ganti platina.
|
||
Saat pengapian tidak tepat.
|
Stel saat pengapian.
|
||
7
|
Elektroda busi meleleh
|
Pemakaian tingkat busi yang terlalu panas.
|
Ganti busi dengan tingkat panas busi yang lebih
dingin.
|
D.
Rangkuman
Sistem pengapian
konvensional pada motor bensin ada 2 macam :
- Sistem pengapian baterai
- Sistem pengapian magnet
Komponen-komponen
sistem pengapian baterai adalah :
- Baterai
- Kunci kontak
- Koil pengapian
- Kontak pemutus
- Distributor
- Busi
Sirkuit tegangan rendah
= Sirkuit primer
- Baterai – Kunci Kontak – Primer Koil – Kontak Pemutus –
Kondensator – Massa
Sirkuit tegangan tinggi
= Sirkuit Sekunder
- Sekunder Koil – Distributor
– Busi – Massa
Kontak pemutus
berfungsi untuk: Menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi
tegangan tinggi pada sirkuit sekunder.
Bentuk-bentuk kontak
pemutus:
- Kontak berlubang
- Kontak pejal
Keausan yang terjadi
pada kontak berlubang adalah:
- Keausan permukaan rata
- Pemindahan panas baik
Keausan yang terjadi
pada kontak pejal adalah:
- Keausan permukaan
tidak merata
- Pemindahan panas
Celah kontak pemutus
kecil
- Sudut buka kecil
- sudut Dwel besar
Celah kontak pemutus
besar
- Sudut buka besar
- Sudut Dwel kecil
E.
Latihan Soal
- Akibat yang ditimbulkan pada
busi jika kondensator pada sistem pengapian konvensional tidak berfungsi /
rusak adalah …
- Ketika seorang mekanik
menyetel celah platina terlalu besar, maka dampak yang ditimbulkan pada koil
adalah...
- Jika dilihat pada permukaan
busi berwarna putih kekuning-kuningan, ini dapat diakibatkan oleh…
- Pada saat melakukan
penggantian kabel busi harus memperhatikan besarnya tahanan kabel busi,
tahanan maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar....
- Apakah yang dimaksud dengan
saat pengapian,jelaskan!
PERBAIKAN
SISTEM PENGAPIAN
A.
Deskripsi Singkat
Kinerja
sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses
pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh
performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja
sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan
baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan
menyetel komponen atau mesin.
B.
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, peserta didik mampu :
1. Memperbaiki
kerusakan sistem pengapian konvensional
2. Mengontrol hasil perbaikan sistem pengapian konvensional
C.
Materi
Pemeriksaan,Perbaikan,Penyetelan
dan Penggantian Komponen rangkaian primer Sistem Pengapian Konvensional
1.
Pemeriksaan rangkaian primer Sistem Pengapian Konvensional
Keselamatan kerja :
Saat motor diam posisi “ ON
“ pada kunci kontak jangan terlalu lama
Langkah kerja :
-
Mengukur
berat jenis elektrolit pada baterai
-
Baterai
harus terisi minimal 70 %
Mengukur Tegangan :
-
Baterai
-
Kunci
kontak
-
Tahanan
ballast
-
Koil
pengapian ( klem + ) dan klem
(- )
-
Kontak
pemutus
Gambar. 2. 1 Mengukur tegangan pada rangkaian primer
Mengukur tahanan pada :
-
Kunci
kontak
-
Tahanan
ballast
-
Koil
pengapian
-
Kontak
pemutus
Petunjuk :
-
Waktu mengukur tegangan kunci kontak posisi “ ON “
-
Waktu
mengukur tahanan kunci kontak posisi “ OFF “
-
Tulisan
hasil pengukuran pada lembar yang disediakan
2.
Melepas dan
memasang kembali kunci kontak
Langkah kerja :
-
Melepas
terminal negatif baterai
-
Mencatat
warna kabel dan kode terminal atau membuat sketsa sambungan
-
Melepas
kabel-kabel
-
Melepas
kunci kontak dari dudukannya
-
Menguji
kunci kontak dengan ohmmeter dan gambarkan rangkaiannya
-
Memasang
kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu membongkar
3.
Melepas Dan
Memasang Kembali Koil Pengapian
-
kunci kontak pada posisi “ OFF “
-
membuat
sketsa kabel – kabel yang terpasang
-
melepas
kabel-kabel
-
melepas
koil pengapian dari dudukannya
-
mengukur
tahanan primer dan sekunder dengan ohmmeter ( apabila
-
mengganti
tahanan primer dan sekunder harus dengan koil pengapian yang lama )
-
memasang
kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu melepas
4.
Melepas Dan
Memasang Kembali Tahanan Ballast
-
Kunci kontak pada posisi “ OFF “
-
Lepas
kabel-kabel
-
Lepas
tahanan ballast dari dudukannya
-
Bersihkan
dudukan dari kotoran / karat
-
Ukur
tahanan ballast dengan ohmmeter
-
Pasang
kembali sesuai dengan kedudukan semula
5.
Menguji
koil pengapian dengan melihat loncatan bunga api langsung pada mesin
-
Melepas
kabel tengah tegangan tinggi dari distributor
-
Mendekatkan
ujung kabel dengan tang berisolasi pada masa koil pengapian yang akan
meloncatkan bunga api 6 - 10 mm
-
Menguji
koil pengapian dengan koil tester
-
Menghungkan
klem 15, 1 dan 4 koil pengapian dengan klem 15, 1 dan 4 pada koil tester
-
Menghubungkan
koil tester dengan baterai 12 volt
-
“ ON “ kan koil tester , maka terjadi loncatan bunga api
-
ukur
panjang loncatan bunga api maksimal
-
Pengujian
tahanan isolasi dari koil pengapian bisa dilakukan dengan memperbesar jarak
kontak. Pengujian ini hanya diperbolehkan dalam waktu yang singkat saja.
-
Tahanan
isolasi yang jelek ditunjukkan dengan loncatan bunga api dari leher menuju klem
1 atau klem 15
6.
Pemeriksaan
awal Kontak Pemutus ( Platina )
-
Lepas tutup
distributor, rotor dan piringan tutup
-
Periksa
keausan kontak. Gunakan obeng untuk membuka kontak
Gambar. 2.2 Kondisi kontak pemutus
7.
Perbaikan /
Penggantian Kontak Pemutus
- Lepas kabel kontak pemutus
- Lepas sekrup – sekrupnya dan keluarkan kontak pemutus
- Bersihkan plat dudukan kontak pemutus dan kam governor dengan lap
- Kedudukan kontak yang salah seperti dapat dibetulkan dengan
membengkokan kontak tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau tang
- Periksa kekuatan pegas kontak pemutus dengan tangan jika pegas
lemah atau berkarat, kontak pemutus harus diganti.
- Sebelum memasang kontak pemutus, beri vet pada tumit ebonit,
tetapi jangan terlalu banyak. Pakai vet khusus jika tidak ada, pakai vet
bantalan roda.
*Kontak pemutus yang masih dapat
digunakan harus diratakan, kalau akan distel dengan
fuller. Bila kontak tidak rata, penyetelan dengan fuller akan menghasilkan celah yang terlalu besar. Lihat gambar berikut
!
Gambar. 2. 3 kontak pemutus yang tidak rata
Gambar. 2. 4 Macam-macam dudukan kontak lepas pada kontak tetap
Kedudukan kontak yang
salah seperti gambar b, c, d, dapat dibetulkan dengan membengkokan kontak
tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau tang
Periksa kekuatan pegas
kontak pemutus dengan tangan jika pegas lemah atau berkarat, kontak pemutus
harus diganti.
8.
Penyetelan
celah kontak pemutus dengan fuller
- Putar motor dengan tangan sampai kontak pemutus terbuka maksimum
- Pilih fuller yang sesuai dengan besar celah kontak.
- Periksa celah kontak dengan fuller yang bersih. Jika celah
tidak baik, stel seperti berikut :
·
Kendorkan
sedikit sekrup-sekrup pada kontak tetap. Stel besar celah dengan menggerakkan
kontak tetap. Penyetelan dilakukan dengan obeng pada takik penyetel.
Gambar 2. 5 Mengatur pembukaan kontak pemutus, Celah menjadi besar
Gambar 2. 6 Mengatur pembukaan kontak pemutus, Celah menjadi kecil
·
Kalau
penyetelan sudah cepat, keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap
·
Putar mesin
satu putaran, periksa sekali lagi besarnya celah kontak.
9.
Penyetelan
Kontak Pemutus dengan Dwell Tester
- Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup. Periksa celah
kontak secara visual. Untuk mobil biasanya 0,4 – 0,5 mm. Jika celah kontak lebih
besar atau lebih kecil, stel menurut metode yang sudah dijelaskan pada penyetelan
dengan fuller.
- Pasang pengetes dwell
Gambar. 2. 2 Pemasangan dwell tester.
Catatan : sesuaikan pemasangan kabel pengetes Dwell
dengan Merk / Type yang digunakan.
Hubungkan kabel
sekunder koil ke massa, untuk menghindarkan kerusakan koil dan bagian-bagian elektronik.
Start motor dan periksa
sudut dwel. Jika salah, stel celah kontak sampai mendapatkan hasil yang baik
dan keraskan sekrup-sekrup pada kontak tetap. Pasang kembali, kontrol sudut
dwel sekali lagi selama motor ( putaran idle )
Penyetelan Kontak
Pemutus dengan Dwell Tester besar sudut dwel untuk motor
4 silinder biasanya 52 – 560, untuk motor 6 silinder 36 – 380
Pemeriksaan Bagian – bagian Pengapian Tegangan
Tinggi
Langkah kerja Memeriksa bagian-bagian
tegangan tinggi:
- Periksa tahanan setiap penghantar, dari elektroda didalam tutup
distributor sampai steker busi. Tahanan penghantar tidak boleh melebihi 20 K.ohm. Kalau tahanan pada satu
penghantar terlalu besar, lepas
bagian-bagian pengantar tersebut dan periksa satu persatu, untuk mencari bagian
yang rusak.
Gambar. 2.3 Mengukur tahanan kabel tegangan tingggi
- Penghantar tegangan tinggi dengan tahanan yang terlalu besar mengakibatkan mesin rusak
- Lepas semua bagian dan bersihkan dengan bensin, kemudian keringkan
dengan baik.
- Jika menggunakan angin, doronglah arang didalam pusat distributor,
untuk mencegah arang keluar waktu disemprotkan
- Periksa kondisi isolator pada koil, rotor, tutup distributor dan
stecker busi.
- Jika terdapat tempat yang terbakar, bagian tersebut harus diganti
baru.
- Tutup distributor harus diperiksa kondisi arangnya.
Gambar. 2.4 Memeriksa bola arang pada tutup distributor
- Periksa kondisi isolator kabel pengapian. Kabel yang retak atau
terbakar harus diganti.
Gambar. 2. 5 Memeriksa kabel busi
- Pasang rotor pada governor. Rotor yang mempunyai kelonggaran harus
ganti
- Pasang tutup distributor
- Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi ke busi
- Contoh : Motor 4 silinder, urutan pengapian 1 – 3 – 4
– 2
- Hidupkan mesin sebagai kontrol
-
1.
Pemeriksaan dan Penggantian Busi
Langkah Kerja
:
-
Lepaskan
stecker busi. Jangan ditarik pada
kabelnya !
-
Hubungan
inti arang kabel mudah terlepas dari stecker kalau kabel ditarik.
Gambar. 2. 6 Melepas kabel busi
- Bersihkan sekeliling dengan udara tekan atau kuas, untuk mencegah
kotoran masuk ke dalam silinder sewaktu busi dilepas.
- Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang tepat. Perhatikan
bahwa kunci dapat mengakibatkan isolator busi pecah.
- Periksa kondisi ulir dari lubang busi.
petunjuk.
- Periksa muka busi ! ( bila perlu pakai kaca pembesar ). Keadaan
muka busi
- dapat menunjukkan kondisi motor.
Pemasangan busi
- Ukurlah celah elektroda dengan batang pengukur atau fuller. Jika
celah tidak sesuai spesifikasi, stel dengan membengkokkan pada elektrode masa.
Gambar 2. 7 Penyetelan celah busi
- Pasang busi pada motor. Mulai menyekrupkan dengan tangan kemudian
keraskan dengan kunci momen. Jangan terlalu keras!
Momen pengerasan
- Kepala silinder aluminimum
: 15 – 20 Nm / 1,5 - 2 kgm
- Kepala silinder besi tuang
: 20 – 25 Nm / 2 - 2,5 kgm
- Pasang kabel-kabel busi dan
hidupkan motor sebagai kontrol
Petunjuk
Sebelum kondisi /
penyetelan motor dapat dianalisa dengan melihat muka busi, mobil harus
dijalankan ½ jam. Busi biasa harus
diganti setiap 20. 000 km.
Bila busi perlu diganti, pilihlah busi baru
yang sesuai dengan buku manual / katalog busi. Busi yang salah dapat
mengakibatkan kerusakan motor yang serius ! Lubang didalam torak disebabkan oleh knocking / detonasi.
Hal itu dapat terjadi kalau menggunakan busi
yang terlalu panas. Perhatikan bahwa nilai panas busi sesuai dengan katalog busi / buku manual !
Pengerasan busi tanpa kunci momen berdasarkan sudut putar
setelah busi
disekrupkan tanpa tenaga sampai mulai menjadi keras, selanjutnya kita
mengeraskan seperti dibawah :
Gambar 2. 8 Pengerasan busi
dengan ring
Gambar 2. 9 Pengerasan busi tanpa ring
Celah elektroda
Celah elektroda terlalu
besar akibatnya :
- Kebutuhan tegangan untuk meloncatkan bunga api lebih tinggi.
- Jika sistem pengapian tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
motor
- mulai tersendat-sendat pada beban penuh
- Celah elektroda biasanya 0,7 – 0,8 mm ( lihat buku manual )
- Isolator-isolator bagian tegangan tinggi cepat rusak karena
dibebani tegangan pengapian yang luar biasa tingginya
- Motor agak sulit dihidupkan
Celah elektroda terlalu
besar akibatnya kecil akibatnya :
-
Bunga api lemah
-
Elektroda cepat kotor, khusus pada motor 2 tak
Perbaikan
ulir pada lubang busi
Bila terdapat kerusakan ulir pada lubang
busi, perbaiki dengan tap lubang busi yang sesuai. Lihat gambar dibawah !
Gambar 2.9 macam ukuran
ulir tap untuk perbaikan ulir pada lubang
busi
Sebelum lubang busi
ditap baru, berilah vet pada tap agar beram-beram tidak banyak jatuh kedalam
silinder. Untuk membersihkan sisa-sisa beram yang jatuh kedalam silinder kita
menstarter motor sebelum busi dipasang, akibat putaran motor, beram-beram akan
terlempar keluar. Pada ulir lubang busi yang sangat rusak dapat dipasang sebuah
bos reparasi yang sudah berulir.
D. Rangkuman
Rangkaian primer merupakan jalur untuk
arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari
komponen-komponen berikut:
- Saklar
Pengapian
- Lilitan
Primer Coil
- Kontak
Poin Distributor
-
Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur
untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari
komponen-komponen berikut:
- Lilitan
Sekunder Coil
- Lengan
Rotor Distributor
- Tutup
Distributor
-
Busi-Busi
Kondensor mencegah percikan bunga api
pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang
berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak poin terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut
putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell
dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak
poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang
menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang
berlebihan.
Celah kontak point yang besar atau
sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka
lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet
dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berpungsi
untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin.
Mekanisme Vakum advancer berpungsi
untuk memundurkan atau memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah
atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan
tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan
meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan
nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka
semakin tinggi nilai panas busi.
E.
Latihan Soal
1. Jelaskan kenapa tidak boleh menarik kabel busi pada ketika
melepanya?
2.
Sebutkan
komponen-komponen tegangan tinggi pada sistem pengapian!
3. Berapa tehanan kabel tegangan tinggi!
4.
Apa saja
yang diperiksa pada rangkaian tegangan tinggi pada system pengapian?
5.
Jelaskan
cara pemeriksaan dan penggantian busi!
6.
Berapa
pengerasan/momen busi?
7. Berapa km busi harus diganti dan berapa celah elektroda busi
secara umum?
8. Jelaskan cara pengerasan busi tanpa kunci momen berdasarkan sudut
putar!
9.
Apa
akibatnya jika Celah elektroda terlalu besar!
10. Jelaskan, Apa akibatnya jika Celah elektroda terlalu kecil!
0 komentar:
Posting Komentar